SaAT hUjaN MeNyApA...

Hari niE pagI2 wakToe aQ berAngkat ke skul…tiba-tiba hujan deras banget. Karena tanggung ntar lagi udach dEkEt skul, sO aq ga paKe jas ujan. Ya Gtw dech jadi basah semuanya. bAsah, dingIn, bEceK, ya…ya…ya…n masih ada SeGudang keluhan laennya tentang hujan. Tapi entah mengapa hujan tuch buatq menyimpan kenangan2 tersendiri. Ada sedih, luCu, taWa, bAhagia, kecEwa, pokoknya semua feel itu tercampur saat hujaN. hUjan tuch special banGet. Aq bisa ngerasain aroma nature yang ngebuat semuanya fresh lagi. Aq bisa ngeliat tetes hujan yang terperangkap di daun. Dan wakTu tetes dari daun itu jatuh, rasanya Waaaah banget dech. truZz hujan tuh seperti sebUah jawabAn dari penantian. Yah waktu kemaren2 qT kepanasan Qt rindu banget ma yang namanya hujan. naH itulah yang namanya jawaban dari penantian.

Bicara soal hujAn ga bisa lepas juga dari keGiatan yang enak dilakukan paS ujan. klO aQ sich pas ujan enaknya Duduk di bEranda rumah sAmbil deNgerin Musik ngInget2 kenangan truz ngerasain dInginnya huJan mEnyelimuti kuliT. pilIhan kedua tuh bAca novel ato komik di Dalam kamar sambil ngeliat pEmandangan hujan lewaT jendeLa. Pilihan keTiga juga ga kalah asyik. duDuk depAn tV sambil makan bakso pLus teH hangat. sLurrrp….! Kalow Kamu gImAnA??? baGi2 donK pengalaMan WakTu hUjanmu…

HUJAN SEHARI

Malaikat turun dari istana langitnya

Dia berbisik padaku lewat sentuhan angin dingin

Dan aku hanya bisa berkata,

“Biar! Biarkan langit melepas tangisnya !

Dalam rintik tajam menghujam

Dalam denyut kilat yang tak sabar

Menghapus deret kata yang terucap

Antara Sang Dharma dan Si Pendusta”

Dan hujan pun bercerita,

Tentang perjalanan panjang

Sebuah kehidupan yang tak’kan pernah sempurna

Mengoyak putih jadi abu, dan abu jadi hitam

“Biar! Biarkan semuanya tumpah selagi

Gemuruh hujan masih teguh menemani

Berceloteh segala derita dan kepalsuan dunia

Hingga pedihnya mongering

Dibalut oleh hangat sang surya

Saat kicau kedamaian berdentang

Sejenak kau terdiam dan akhirnya menjawab,

“Salah, Nak, Engkau salah! Waktu tak’kan pernah menemui ajalnya

Biarpun langkah terseok dalam amukan gelap

Sekalipun bahasamu telah ngilu membeku dan tenggelam

Bukan! Bukan salah detik yang kejam menorah

Hingga kau terperosok hilang daya

Biar!Biarkan segalanya bergulir

Karena setiap jatuh, bangkit adalah jawabnya

Dan kutahu sesungguhnya….

Lengkungan senyummu tak’kan mampu

Terhapus oleh

Hujan sehari